Insomnia
Gangguan tidur atau sering disebut Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan untuk tidur. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, psikolog akan sangat diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Pada terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah. Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur. Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut.
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah. Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur. Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut.
Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi. Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
Bekerja pada malam hari.
Sering berubah-ubah jam kerja.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
Bekerja pada malam hari.
Sering berubah-ubah jam kerja.
Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan.
Efek samping obat.
Kerusakan pada otak.
Gejala Insomnia
Penderita mengalami kesulitan untuk tidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Awal proses tidur pada pasien insomnia mengacu pada latensi yang berkepanjangan dari waktu akan tidur sampai tertidur. Dalam Insomnia psiko-fisiologis, pasien mungkin mengeluh perasaan cemas, tegang, khawatir, atau mengingat secara terus-menerus masalah-masalah di masa lalu atau di masa depan karena mereka berbaring di tempat tidur terlalu lama tanpa tertidur. Pada insomnia akut, dimungkinkan ada suatu peristiwa yang memicu, seperti kematian atau penyakit yang menyerang orang yang dicintai. Hal ini dapat dikaitkan dengan timbulnya insomnia. Pola ini dapat menjadi tetap dari waktu ke waktu, dan pasien dapat mengalami insomnia, berulang terus-menerus. Semakin besar usaha yang dikeluarkan dalam mencoba untuk tidur, tidur menjadi lebih sulit diperoleh. Menonton jam saat setiap menit dan jam berlalu hanya meningkatkan perasaan terdesak dan usaha untuk tertidur. Tempat tidur akhirnya dapat dipandang sebagai medan perang, dan tidur lebih mudah dicapai dalam lingkungan yang asing.
Cara Mengatasi Insomnia
Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia. Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal. Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik. Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi. Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu. Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi.
Banyak penderita insomnia mengantungkan hidupnya pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.Banyak orang mengaku mengidap insomnia. Tak sedikit di antaranya mengaku stres ketika tahu bahwa jam istirahatnya berantakan. Ada 4 langkah tepat yang dapat dilakukan ketika terkena insomnia.
Efek samping obat.
Kerusakan pada otak.
Gejala Insomnia
Penderita mengalami kesulitan untuk tidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Awal proses tidur pada pasien insomnia mengacu pada latensi yang berkepanjangan dari waktu akan tidur sampai tertidur. Dalam Insomnia psiko-fisiologis, pasien mungkin mengeluh perasaan cemas, tegang, khawatir, atau mengingat secara terus-menerus masalah-masalah di masa lalu atau di masa depan karena mereka berbaring di tempat tidur terlalu lama tanpa tertidur. Pada insomnia akut, dimungkinkan ada suatu peristiwa yang memicu, seperti kematian atau penyakit yang menyerang orang yang dicintai. Hal ini dapat dikaitkan dengan timbulnya insomnia. Pola ini dapat menjadi tetap dari waktu ke waktu, dan pasien dapat mengalami insomnia, berulang terus-menerus. Semakin besar usaha yang dikeluarkan dalam mencoba untuk tidur, tidur menjadi lebih sulit diperoleh. Menonton jam saat setiap menit dan jam berlalu hanya meningkatkan perasaan terdesak dan usaha untuk tertidur. Tempat tidur akhirnya dapat dipandang sebagai medan perang, dan tidur lebih mudah dicapai dalam lingkungan yang asing.
Cara Mengatasi Insomnia
Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia. Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal. Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik. Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi. Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu. Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi.
Banyak penderita insomnia mengantungkan hidupnya pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.Banyak orang mengaku mengidap insomnia. Tak sedikit di antaranya mengaku stres ketika tahu bahwa jam istirahatnya berantakan. Ada 4 langkah tepat yang dapat dilakukan ketika terkena insomnia.
- Jauhkan diri dari alat elektronik
Terlalu sering berkutat dengan komputer, televisi, dan ponsel bahkan hingga larut malam membuat pikiran menjadi stres. Ada baiknya, saat jam malam tiba, kurangi aktivitas dengan alat-alat elektronik. Karena, selain berbahaya bagi kesehatan, alat-alat elektronik juga memicu stres yang berlebih. Insomnia pun melanda.
- Bersantai
Salah satu penyebab insomnia adalah stres. Jika stres melanda, ada baiknya sebelum tidur bersantai terlebih dahulu. Sekadar duduk santai dengan secangkir teh hangat bisa menjadi relaksasi tersendiri bagi pikiran yang tengah stres.
- Jangan panik
Di suatu cerita anak disebutkan bahwa jika mengalami insomnia, ada baiknya menghitung jumlah domba atau jam dengan mundur. Sayangnya, cara tersebut tidak selalu mempan. Karena, yang ada bukannya semakin cepat tidur, melainkan rasa paniklah yang melanda. Sebaiknya, lakukan kegiatan yang membuat Anda santai seperti membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan. Intinya, fokuskan diri pada kegiatan yang menyenangkan.
- Berpikir positif
Stres membuat banyak pikiran negatif berkumpul menjadi satu. Sebaiknya, tetap berpikir positif selama beraktivitas dalam keseharian. Tetap berpikir positif membuat pikiran menjadi relaks, tidur pun menjadi lebih nyenyak tanpa takut terkena insomnia.
Demikian sedikit penjelasan terkait insomnia dan beberapa cara mengatasinya, semoga bermanfaat dan dapat membantu mengatasi permasalahan tidur anda. Diambil dari berbagai sumber.
Demikian sedikit penjelasan terkait insomnia dan beberapa cara mengatasinya, semoga bermanfaat dan dapat membantu mengatasi permasalahan tidur anda. Diambil dari berbagai sumber.
Posting Komentar